Selasa, 28 Desember 2010

Melongok Tembikar dari Desa Banyumulek

Tembikar atau gerabah sudah digunakan manusia sejak ribuan tahun silam. Sejarah mencatat, benda ini sudah ada sejak zaman Neolitikum ketika manusia mulai hidup menetap, bercocok tanam, dan mengenal api. Di Lombok, tradisi pembuatan gerabah bisa kita saksikan di Desa Banyumulek.
Desa Banyumulek berlokasi di Kecamatan Kediri. Para perajin pria dan wanita umumnya bekerja di gudang, bengkel, ataupun halaman rumah. Di ruangan-ruangan cupet itu mereka menghasilkan berbagai gerabah yang kemudian diekspor ke negara-negara maju semacam Selandia Baru, Belanda, Prancis, dan Amerika.
Proses pembuatan gerabah bisa disaksikan siapa saja. Sejumlah bengkel besar bahkan membuka kelas bagi pengunjung yang ingin mempelajari teknik pembuatannya. Di kalangan warga desa, keahlian membuat gerabah lazimnya diwariskan lewat garis darah. Anak-anak mempelajarinya sejak usia belia.
Dalam sehari, perajin senior bisa menghasilkan 10 gerabah kecil setinggi 4-5 centimeter. Keuletan dan kesabaran jadi kunci dalam menghasilkan produk bermutu tinggi.
Metode pembuatan gerabah sebe-narnya cukup simpel. Awalnya, bahan-bahan mentah seperti tanah liat (dibeli seharga Rp150 ribu per karung kecil), pasir, dan air dicampur menjadi adonan. Cara mencampurnya mirip proses pembuatan tempe: adonan diinjak-injak bersama-sama oleh pekerja hingga semua materi tercampur. Pekerjaan yang menyedot tenaga ini biasanya dilakukan para pria. Di tahap berikutnya, adonan dibentuk menjadi gerabah, kemudian dibakar di atas jerami. Proses yang terakhir ini umumnya menjadi tanggung jawab kaum wanita.
Paket wisata ke Banyumulek dan menyaksikan proses pembuatan gerabah ditawarkan oleh banyak operator tur. Namun penting diketahui, desa ini bukan-lah satu-satunya produsen gerabah di Lombok. Desa Penunjak dan Masbagik adalah dua mesin ekonomi lain yang rutin menyumbang devisa bagi pulau.
Persaingan mendorong tiap desa mengembangkan desain dan motif yang khas. Di sepanjang jalan utama di Banyumulek berdiri toko-toko yang menjual gerabah dengan tema flora dan fauna. Bentuknya pun beragam. Ada periuk, jeding, kuali, serta kendi maling yang menjadi ciri khas Banyumulek.
Sebuah guci berukuran 50 centimeter yang dibalut motif batik dibanderol Rp700 ribu oleh si penjual. Harga yang wajar mengingat proses pembuatan motifnya memakan waktu tiga hari. Gerabah paling mahal bisa menembus angka Rp1,5 juta. Oleh-oleh yang menarik bagi Anda yang berkunjung ke Lombok. Klik di sini untuk info wisata lainnya.



0 komentar:

Posting Komentar

 
informasi tempat wisata di lombok indonesia